Bantu anak kita mengembangkan keunggulan gaya belajarnya

Bagian 1/4

Kunci untuk membantu anak meraih prestasinya adalah dengan mengetahui bagaimana cara belajar yang benar (learning to learn).  Bermula dari sejak sebelum anak masuk sekolah, dan kemudian berlanjut selama tahun-tahun sekolahnya, hendaknya telah diketahui bagaimana cara terbaik dalam belajar sehingga akan menjamin sukses proses belajar tersebut.  Ketika seorang anak sudah mengetahui bagaimana dia harus belajar, maka akan terbentuk strategi-strategi tertentu, sehingga ia akan siap dalam menghadapi  setiap tantangan hidup.

Pada umumnya kita senang melakukan apa yang kita inginkan kalau kita tahu bagaimana caranya.  Apabila seorang anak mengalami kegagalan pada tahap awal proses belajar, ia akan mengembangkan sikap-sikap negatif dalam belajar dan sebagai konsekuensinya anak tidak lagi menikmati proses belajar tersebut.  Sebelum hari pertama sekolah dimulai, adalah tugas orangtua membantu anak mengembangkan sikap positif akan belajar.  Anak dapat mengembangkan sikap positif ini apabila pada awalnya mereka telah merasakan pengalaman keberhasilan dalam belajar.  Apabila anak belajar dengan gaya belajar yang memang mereka miliki maka kesempatan untuk sukses (dalam belajar) juga akan meningkat.

Sebagai orang dewasa, kita telah mengetahui, (seringkali dengan trial and error) gaya belajar kita, yaitu pada bidang mana cara kita akan berhasil dan sebaliknya.  Daripada membuang-buang waktu untuk berkutat dengan kelemahan yang ada, kita lebih memilih pekerjaan yang memungkinkan kita dapat mengoptimalkan kekuatan (potensi) kita, dan kita juga dapat memilih teman-teman yang menghargai ketrampilan kita (kompetensi) dalam aktivitas tersebut sehingga dapat menghindari kegagalan.  Tapi ironisnya pendekatan kita kepada anak justru kebalikannya.  Kita cenderung untuk menemukan apa yang menjadi kelemahan anak dan kemudian bersusah payah mencoba untuk memperbaikinya.  Tetapi sebenarnya, ada strategi yang lebih baik yaitu yang dapat membuat anak menjadi merasa lebih bahagia dan sukses adalah dengan memperhatikan keunggulan cara belajarnya.  Dengan demikian, melalui keunggulan tersebut orangtua dapat membantu anak meraih keberhasilan (dalam bidang keunggulannya maupun pada kelemahannya).

Dalam keluarga, pemahaman bagaimana cara setiap anggota keluarga mengenal dunianya:-melalui melihat, membicarakan atau melakukan– akan dapat membuat perbedaan besar dalam mengembangkan komunikasi yang kuat.  Dengan belajar mengaplikasikan adanya berbagai keunggulan pada setiap orang akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang anak-anak kita.

Tulisan terkait : ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………..

Lebih lanjut ♠ Esai Pendidikan

The If-Then Student

StudentsYaitu siswa yang suka menunda pekerjaan.

Tipe ini adalah tipe yang paling umum dari siswa yang berprestasi rendah. Schaefer & Millman (1981), menjelaskan bahwa banyak siswa menggunakan waktu mereka secara tidak efesien sehingga orang tua banyak mengeluhkan bahwa anak mereka suka menunda-nunda pekerjaan (procrastinate), membuang-buang waktu (dawdle), atau malas (lazy).

Definisi mereka yang sesuai dengan karakteristik siswa if-then, adalah suka menunda.Lebih jauh definisi yang mereka berikan mengenai siswa yang suka menunda adalah secara sengaja dan terbiasa menunda sesuatu yang seharusnya dikerjakan.

Pada umumnya, anak dengan tipe ini memiliki karakteristik:

  • Memiliki tingkah laku yang baik di kelas
  • Jika menghadapi tugas yang menarik, akan diselesaikan tepat waktu
  • Jika tugas terlalu menantang atau membosankan, dalam pengerjaannya akan memakan waktu yang lama
  • Cenderung melamun atau melakukan hobinya sendiri
  • Memiliki prinsip bahwa hari ini adalah hari ini, hari esok tidak usah dipikirkan sekarang dan hanya melakukan sesuatu jika hal tersebut penting bagi dirinya. Jika tidak, maka ia akan menundanya.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya