Gaya belajar anak dan strateginya

LEARNING STYLES AND STRATEGIES

(Bagian 4/4)

SEQUENTIAL AND GLOBAL LEARNERS

(Gaya belajar sekuensial dan global)

  • Sequential learners cenderung memahami sesuatu dalam tahapan yang linier, dimana setiap tahap mengikuti logika dari tahap sebelumnya. Global learners cenderung untuk belajar dengan melakukan lompatan –lompatan, menyerap materi secara random tanpa melihat hubungannya dan memahami keseluruhannya.
  • Sequential learners cenderung untuk mengikuti pola yang masuk akal dan secara bertahap melakukan pemecahan masalah; global learners mungkin dapat memecahklan masalah yang kompleks secara cepat atau menyatukan sesuatu hal dalam car yang baru ketika mereka dapat melihat gambaran keseluruhannya, tetapi mungkin mengalami kesulitan dalam menjelaskan caranya tersebut.

Sequential learners mungkin tidak memahami materi secara keseluruhan tetapi mereka dapat memecahkan suatu masalah (seperti mengerjakan PR atau lulus ujian) sebab apa yang mereka pahami dapat dihubungkan secara logika.

Seseorang dengan tipe global learners yang dominan dan sangat kurang dalam pemikiran sekuensial kemungkinan akan mengalami kesulitan sampai mereka mempunyai gambaran besarnya.  Bahkan setelah mempunyai gambaran keseluruhan pun mereka mungkin bingung dengan detil dari subjek tersebut, sementara sequential learners mungkin mengetahui banyak tentang aspek spesifij suatu materi tetapi mengalami kesulitan untuk menghubungkannya dengan aspek lain dalam materi yang sama atau yang berbeda.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya

Gaya belajar anak dan strateginya

LEARNING STYLES AND STRATEGIES

(Bagian 3/4)

VISUAL AND VERBAL LEARNERS

(Gaya belajar visual dan verbal)

Visual learners dapat mengingat dengan baik apa yang dilihatnya–gambar, diagram, bagan, garis waktu, film, dan demonstrasi.  Verbal learners dapat belajar dengan baik melalui kata-kata—penjelasan tertulis maupun lisan.  Setiap orang dapat belajar dengan lebih baik ketika sebuah informasi dijelaskan secara visual dan verbal.

Pada kebanyakan kegiatan pembelajaran di kelas sangat sedikit yang melalui visual, lebih banyak siswa mendengarkan ceramah dan membaca materi dari papan tulis atau buku teks.  Sayangnya lebih banyak orang bertipe visual learners, yang berarti banyak siswa tidak mengerti dengan baik materi yang diberikan dengan cara seperti itu.  Pelajar yang baik harus dapat menerima dengan baik penyampaian materi secara visual maupun verbal.

Bagaimana seorang visual learners dapat belajar dengan baik?

Untuk seorang visual learner, dapat mencoba membuat diagrams, sketsa, skema, foto-foto, bagan alur, atau cara visual lainnya yang dapat merepresentasikan materi pelajaran yang dominan dengan cara verbal.  Dapat bertanya pada guru apakah tersedia referensi dalam bentuk videotape atau CD-ROM.  Siapkan sebuah peta konsep materi dengan mendaftar poin-poin penting dalam suatu bagan, gunakan warna-warna yang berbeda dalam catatan pelajaran.

Bagaimana seorang verbal learners dapat belajar dengan baik?

Dengan menuliskan ringkasan atau buat catatan dengan kata-kata sendiri.  Belajar dalam kelompok akan sangat efektif: pemahaman materi pelajaran dapat dilakukan lebih baik dengan mendengarkan penjelasan teman dan kemudian mencoba menjelaskan dengan kata-kata sendiri.

Gaya belajar anak dan strateginya

LEARNING STYLES AND STRATEGIES

(Bagian 2/4)

SENSING AND INTUITIVE LEARNERS 

(Gaya belajar sensori dan intuisi)

  • Sensing learners cenderung untuk menyukai mempelajari fakta-fakta, sementara intuitive learners cenderung menyukai menemukan kemungkinan-kemungkinan dan hubungan-hubungan lain.
  • Sensors learners menyukai memecahkan masalah dengan metode yang telah baku dan tidak menyukai komplikasi atau kejutan-kejutan; intuitors menyukai innovasi dan tidak menyukai pengulangan.  Sensors lebih menyukai diuji dengan materi yang telah dijelaskan secara eksplisit di kelas.
  • Sensors learners cenderung menyukai detil dan mempunyai kemampuan yang bagus dalam mengingat fakta dan melakukan pekerjaan ketrampilan seperti pekerjaan dalam laboratorium; intuitors dapat lebih baik dalam menangkap konsep baru dan lebih menyukai hal-hal yang abstrak dan formulasi matematika dibandingkan individu bertipe sensors.
  • Sensors learners cenderung untuk lebih praktis dan lebih berhati-hati dibandingkan dengan intuitors; intuitors cenderung bekerja lebih cepat dan lebih inovatif.
  • Sensors learnes tidak menyukai pelajaran yang tidak ada hubungan langsung dengan dunia nyata; intuitors tidak menyukai pelajaran yang bersifat “plug-and-chug” yang melibatkan proses mengingat dan perhitungan rutin.

Untuk menjadi learner dan problem solver, dibutuhkan kemampuan untuk memfungsikan kedua hal tersebut di atas.  Apabila terlalu menekankan pada intuisi, maka kemungkinan melewatkan detil yang penting atau membuat kecerobohan dalam suatu hitungan, tetapi apabila terlalu menekankan pada sensing, maka dapat terlalu bergantung pada hafalan atau metode baku dan tidak berkonsentrasi dalam pemahaman dan inovasi.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya