Jika anak bosan sekolah….

book-15584_1280

Bosan merupakan keluhan yang paling sering dilontarkan anak-anak karena tidak suka pada kegiatan sekolah atau pelajaran tertentu. Anak kemudian ngambek tidak mau sekolah atau menjadi gembira di sekolah. Tidak mudah memang untuk menanganinya.

Seringkali orang tua dan guru tidak paham bahwa “bosan” bisa memiliki arti berbeda pada anak yang berbeda.

Bosan bisa berarti :

  • Tidak menantang atau justru terlalu banyak tantangan.
  • Harus duduk diam terlalu lama atau terlalu sedikit aktivitas yang bisa dilakukan.
  • Terlalu banyak tugas menulis atau terlalu banyak tugas membaca.
  • Tugas sekolah melulu, tanpa kegiatan atau humor atau penyaluran kreativitas.
  • Latihan (drill work) yang bertujuan untuk membantu anak mengingat pelajarn.
  • Sekolah jadi membosankan bagi anak yang merasa harus mengorbankan waktu ngobrol dengan temannya.
  • “tidak relevan”, yaitu tugas-tugas sekolah yang diyakini oleh para remaja tidak berguna untuk kehidupannya dan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
  • Pelajaran yang disampaikan guru tidak menarik seperti acara-acara atau program di TV.
  • Yang paling sering, bosan digunakan untuk alasan tidak mengerjakan sesuatu yang ditakutkan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya

Anak Indigo

Anak Indigo

(Bagian 4/4)

Penanganan anak Indigo

1. Orangtua

Pada dasarnya, penanganan yang diberikan kepada anak indigo adalah dengan mengajak mereka berdialog. Nancy Tappe (dalam carrol & Tober, 1999) menyarankan bahwa yang dapat dilakukan oleh orangtua anak indigo adalah berbicara dengan mereka. Dengan demikian mereka akan menjadi sangat kooperatif. Anak-anak indigo umumnya menjadi sangat tidak kooperatif karena orangtua cenderung memojokkan mereka dan merasa pendapatnya selalu benar. Oleh karena itu dianjurkan agar orangtua memperhalus kembali keterampilan berkomunikasi.

Anjuran untuk berbicara dengan anak indigo ini adalah sejak mereka bayi. Biarkan anak-anak indigo mendengarkan orangtua berbicara dengan mereka meskipun mereka belum dapat berbicara. Dengan demikian anak akan merasa dihargai.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya

Peran orangtua terhadap anak usia pra sekolah

(Bagian 1/4)

“Anak-anak adalah puncak segala investasi bagi orangtua”

(Piero Ferrucci, 2001)

 

Insinyur bekerja dengan semen dan metal; dokter dengan sel dan organ tubuh; seniman dengan garis dan warna, suara dan gambar; koki dengan makanan.  Orangtua?  Mereka berkolaborasi dengan kehidupan manusia, yaitu anak, mereka memelihara, mendukung dan membantu untuk menyadari potensi lahiriah sang anak.  Bukankah suatu tugas yang begitu teramat bermakna?

Seorang anak adalah bagian dari keluarga dan perkembangannya akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya.  Orangtua adalah pendidik pertama bagi anak sehingga kemampuan seorang anak untuk berfungsi dengan baik akan sangat dipengaruhi pula oleh pola asuh orangtuanya.  Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa aman, pengasuhan dan dukungan.  Peran keluarga yang diharapkan adalah dapat memenuhi kebutuhan anak sesuai taraf perkembangan anak (developmentally appropriate practice).

Masa pra sekolah (sebelum anak berusia 7 tahun) merupakan masa penting bagi anak, masa eksplorasi!  Orangtua berperan sangat penting untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak seperti kemampuan kreatif dan kecerdasan emosinya, dan dilakukan sejak dini usia secara totalitas dan terpadu.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya