The Sixth Sense Of Children: Nurturing Your Child’s Intuitive Abilities

 

sixth_sense_lg

  “Apa yang dimaksud dengan indra ke enam?” 

Dunia, dan khususnya Indonesia saat ini sedang “diserbu” mistik!  Bukan berarti bahwa kita “diserbu” secara harfiah, tetapi telah berjangkit demam supranatural dimana-mana.  Seluruh dunia sepertinya tak luput dari demam ini, bahkan Holywood sekalipun.  Demam ini sepertinya bermula dari film Harry Potter dan berlanjut hingga sekuelnya yang kedua, kemudian adanya “Jailangkung” di Indonesia (yang menjadi fenomena dan titik tolak kebangkitan film Indonesia), dan segera setelah itu media massa ikut meramaikannya.  Hampir setiap hari di semua stasiun televisi tidak ada yang absen dengan tayangan berbau mistik dan magic. Tabloid dan suratkabar pun tak ketinggalan memberitakannya.  Semua lapisan masyarakat (di dunia modern ini) kembali ramai-ramai menengok hal-hal gaib dan misterius tersebut termasuk the sixth sense, karena pada kenyataannya di dunia ini tidak semua kejadian dapat dijelaskan secara ilmiah dan masuk akal.  Hal ini  tak luput dari perhatian saya.

Saya merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam  the sixth sense alias indra ke enam yang terkait dengan dunia supranatural dengan bakat dan kemampuan intuisi seorang anak.  Di dalam buku ini dikupas panjang lebar dan mendalam mengenai bakat indra ke enam seorang anak dan hal-hal yang berkaitan di dalamnya termasuk bakat kreatif anak dengan intuisi sebagai salah satu faktor pendorongnya.  Buku ini menjadi menarik (bagi saya) untuk dibedah dan dianalisis karena sejalan dengan “trend” dewasa ini yang tadi telah disebut di atas.  Buku ini juga menjelaskan mengapa indra ke enam itu penting bagi anak, dan memelihara dan mengasahnya menjadi penting karenanya.  Pengarang buku ini (Litany Burns) pada masa kecilnya juga adalah salah satu anak yang mempunyai kemampuan indra ke-enam ini.  Buku ini memberikan contoh-contoh orang terkenal yang juga mempunyai indra ke-enam.

Buku ini terdiri dari enam bab yang disusun secara berurutan mulai dari Bab I yang membahas pengertian indra ke-enam, hingga Bab VI membahas pengaruhnya ke masa depan.  Setiap bab dilengkapi dengan contoh-contoh nyata anak-anak yang berpengalaman dengan kemampuan indra keenamnya, dan di setiap akhir bab terdapat tanya jawab tentang hal-hal yang dibahas pada bab tersebut.

Resume selengkapnya:

Resume Bab 1                                      Resume Bab 5

Resume Bab 2                                     Resume Bab 6

Resume Bab 3

Resume Bab 4

Data Buku

  • Penulis ♠ Litany Burns
  • Penerbit ♠ New American Library, USA
  • Terbitan ♠ Februari 2002
  • Halaman ♠ 161 halaman

Anak Indigo

Anak Indigo

(Bagian 3/4)

Aspek spiritual anak indigo

  1. Energi dan Aura

Setiap makhluk hidup membutuhkan energi vital (chi) agar tetap hidup. Chi ini mengalir masuk dan keluar dari tubuh dengan kuantitas dan kualitas yang tergantung pada kesadaran dan latihan. Pada makhluk hidup, chi ini tidak saja berada dalam tubuh fisik tetapi juga di bagian luar tubuh. Chi yang berada di luar tubuh fisik ini membentuk semacam lapisan perlindungan yang biasa juga disebut dengan aura (Effendi, 2001). Aura ini memiliki lapisan-lapisan yang banyak, tetapi secara umum dapat dibagi atas 3 lapisan yaitu: aura dalam, aura kesehatan dan aura luar.

Secara umum, energi keluar dan masku tubuh manusia melalui nafas dan pori-pori. Namun, disamping nafas dan pori-pori, energi eterik keluar masuk melalui pintu-pintu khusus yang disebut cakra (Effendi, 2001). Cakra merupakan bahasa sansekerta yang berarti roda. Terdapat 7 utama pada tubuh manusia yaitu:

  1. Cakra Mahkota, dipuncak kepalaChakra
  2. Cakra Ajna, diantara kedua alis
  3. Cakra Tenggorokan, di tenggorokan
  4. Cakra Jantung, di tengah dada
  5. Cakra Pusar, di pusar
  6. Cakra Seks, pada tulang pelvis
  7. Cakra Dasar, di tulang ekor

 

  1. Aura, Cakra dan Aspek Spiritual Anak Indigo

Berkaitan dengan aura yang dimiliki anak indigo, mereka memiliki keunggulan pada cakra ajna (the third eye) yang terletak di dahi antara kedua alis mata, berkaitan dengan kelenjar hormon hipofisis (pituitary body) dan epifisis (pineal body)  di otak. Adanya the third eye, anak indigo memiliki kemampuan indera keenam (extrasensory perception) (Kusuma, 2003).   

Carrol & Tober (1999) menyebutkan aspek spiritual yang sering ditemukan pada anak indigo adalah mengenai reinkarnasi, adanya “teman pendamping” dan kemampuan anak indigo untuk menggambarkan masa lalu dan masa yang akan datang.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya

Anak Indigo

 

Ilustrasi anak indigo. Sumber: http://www.spiritscienceandmetaphysics.com/11-traits-of-indigo-children/(Bagian 1/4)

Justin lahir pada tahun 1980 dan menunjukkan perilaku klasik anak indigo sepanjang hidupnya. Justin ‘terlahir mengetahui’. Justin dibesarkan oleh ibu sebagai orangtua tunggal. Ketika ia berusia 3 tahun, ibunya mulai mencoba berkencan dengan beberapa pria dan para pria yang akan mengencani ibunya selalu mencoba mengambil hati Justin dengan bersikap ramah kepadanya.

Dengan cara tertentu, Justin dapat mengetahui ketulusan hati yang sebenarnya dari setiap pria yang mengencani ibunya. Mereka mencoba berpura-pura ramah kepadanya agar dapat mendekati ibunya. Suatu ketika Justin berkata kepada ibunya: ‘Ibu, kamu adalah surat dan aku adalah amplopnya.’ Dengan muka bingung ibu bertanya apa yang dimaksud oleh Justin. Penjelasannya adalah: ‘Setiap orang merobek amplop untuk membaca surat –dan kemudian mereka membuang amplopnya.’ Perkataan tersebut telah menyentuh hati ibu dan membawa tangisan di mata ibu. Persepsi Justin tersebut kemudian mengubah kebiasaan berkencan ibu.

                                                             (dalam Carrol & Tober, 2001)

Ketika kita berhadapan dengan seorang anak, maka kita membayangkan seorang anak yang tidak berdaya dengan keluguan pemikirannya. Namun tidak demikian halnya pada anak indigo. Uraian di atas memberikan salah satu gambaran mengenai anak indigo. Anak indigo merupakan fenomena yang relatif baru di masyarakat. Fenomena ini banyak ditemukan pada anak-anak yang lahir setelah tahun 1980-an. Istilah indigo ini pertama kali dipublikasikan oleh Nancy Tappe pada tahun 1982 dalam bukunya Understanding Your Life Through Color. Karakteristik anak indigo sangatlah unik, dikaitkan dengan warna aura yang ditampilkannya. Secara fisik mereka adalah anak-anak, namun dengan suatu pembawaan batin yang bijaksana dan “tua.” Mereka sangat aktif, kreatif dan memiliki pemikiran yang berbeda.

Seringkali orangtua sulit memahami apa yang terjadi pada anak mereka dan mencoba mengabaikannya. Namun perlakuan orangtua yang keliru pada akhirnya menyebabkan anak indigo berkembang menjadi anak yang negatif dan pemberontak.

Tertarik? Silakan baca selengkapnya